Fakultas Kedokteran (FK) UGM hari Kamis (30/12), melantik 142 dokter baru periode III tahun ajaran 2010/2011 bertempat di Grha Sabha Pramana (GSP). Dokter-dokter baru yang dilantik oleh Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., terdiri atas 46 laki-laki dan 96 perempuan.
Dari 142 dokter baru yang dilantik kali ini, salah satu di antaranya adalah Riana Helmi, yang tercatat sebagai dokter termuda di Indonesia dengan usia 19 tahun 9 bulan. Karena berhasil lulus sebagai dokter termuda, Riana dalam pelantikan itu juga mendapatkan piagam penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Riana Helmi adalah dokter kelahiran Banda Aceh, 22 Maret 1991. Piagam penghargaan MURI diserahkan oleh Sri Widayanti (Wida) mewakili Ketua MURI, Jaya Suprana, kepada Dekan Fakultas Kedokteran sebelum diserahkan kepada Riana Helmi.
Menurut Wida, sebelum tercatat menjadi dokter termuda, Riana Helmi juga pernah mendapatkan piagam penghargaan dari MURI sebagai sarjana kedokteran termuda pada usia 17 tahun 9 bulan. Fakultas Kedokteran UGM sebelumnya juga pernah memperoleh piagam penghargaan dari MURI, seperti pita terpanjang 500 m dalam peringatan hari AIDS, download jurnal kesehatan terbanyak, dan sikat gigi massal terbanyak. “Jadi, pada kesempatan ini Riana Helmi setelah menjadi sarjana kedokteran termuda akhirnya terpilih kembali menjadi dokter termuda sehingga mendapatkan piagam penghargaan dari MURI,” kata Wida.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc,. Ph.D., mengatakan meskipun terpilih sebagai dokter termuda, Riana Helmi diyakini mampu dan telah matang, baik secara psikologis maupun sosialnya. “Meskipun pernah sebagai sarjana kedokteran termuda hingga dokter termuda, kami yakin Riana tetap sudah matang, baik sosial dan psikologis, sehingga tidak ada kesulitan ketika terjun di lapangan,” kata Ghufron.
Ghufron dalam kesempatan itu juga berharap agar para dokter yang dilantik ketika praktik dan terjun di masyarakat dapat bekerja dengan mengutamakan prinsip keselamatan dan efisiensi. Diakui Ghufron, selama ini dalam praktik dunia kedokteran masih banyak ditemui kasus medical error yang merugikan masyarakat dan mencoreng citra dokter. “Dengan masih banyak kasus medical error ini, maka diharapkan dokter baru bisa bekerja dengan tetap tidak meninggalkan prinsip keselamatan dan efisiensi,” harapnya.
Di hadapan para dokter baru, Ghufron juga berpesan agar secara serius melaksanakan program internship. Internship adalah proses pemagangan selama 1 tahun di puskesmas ataupun rumah sakit tipe C dan D yang bertujuan untuk menyelaraskan antara hasil pendidikan dan praktik di lapangan.
Di tempat yang sama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY, Dr. Bambang Suryono Suwondo, Sp.An.KIC.KNA, dalam sambutannya berharap agar para dokter baru nantinya dapat mengembangkan terapi herbal sebagaimana telah diatur dalam Permenkes 1109/2007. “Herbal dapat saja mendampingi farmaka atau mengganti farmaka yang selama ini ada sepanjang sudah ada bukti kemanfaatannya atau khasiatnya melalui uji klinik,” terang Bambang.
Dengan dilantiknya 142 dokter baru ini, hingga kini Fakultas Kedokteran UGM telah meluluskan sebanyak 7.204 dokter. Dari 142 dokter baru yang dilantik, 83 dokter lulus dengan menyandang predikat cumlaude. Lulusan terbaik diraih oleh Agus Simahendra dengan nilai IPK 3,97. Sementara itu, dokter lulusan tertua pada pelantikan kali ini adalah Noor Hanani Binti Mohd Hilmin, dengan usia 25 tahun 10 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar